Minggu, 08 Desember 2013

Penembakan Polisi dan Masyarakat Anomalik
Kamis, 31 Oktober 2013 16:00:54 WIB
Dilihat : 195 kali
PENEMBAKAN terhadap polisi yang terjadi akhir-akhir ini sungguh merisaukan kita semua. Polisi saja bisa ditembak, apalagi rakyat biasa. Padahal, rasa aman adalah salah satu kebutuhan psikologis yang fundamental bagi kehidupan masyarakat di mana pun mereka berada. Karena itu, peristiwa penembakan terhadap seorang polisi akan berdampak pada terganggunya ketenangan dan kedamaian hidup masyarakat.
Pada sisi lain, wibawa polisi kita juga makin merosot. Hal itu terjadi bukan hanya karena konflik kekerasan antara polisi dan masyarakat di sejumlah daerah, melainkan juga terkuaknya rekening gendut petinggi kepolisian dan korupsi yang begitu besar dalam tubuh aparat kepolisian kita. Kalau di kepolisian terjadi krisis moral, masih mungkinkah polisi efektif menjaga keamanan hidup masyarakat?
Anehnya, pemerintah sepertinya tidak berdaya dan kemudian menyikapinya sebagai hal yang biasa saja. Pengusutan memang dilakukan. Mereka yang tertangkap dan terlibat diadili dan dihukum, tetapi pengadilan itu terasa tidak berjalan sesuai harapan masyarakat. Perbaikan hanya menyentuh permukaan sehingga peristiwa terus berulang dan tidak ada kaitan dengan usaha perbaikan sistemnya.
Ironi kepolisian
Sebagai bangsa yang jumlah penduduknya amat besar, dengan tingkat kemiskinan tinggi disertai kesenjangan sosial tajam, kehadiran polisi sesungguhnya mutlak diperlukan karena kompleksitas permasalahan bangsa yang dihadapi semakin sulit diatasi. Tanpa kehadiran polisi yang merakyat dan berwibawa, situasi keamanan akan semakin terganggu dan kehidupan masyarakat makin jauh dari ketenangan. Bagaimana polisi menjaga keamanan hidup masyarakat kalau menjaga diri sendiri saja tidak bisa?
Peranan kepolisian pascareformasi semakin besar karena tentara ditarik ke baraknya dan baru diturunkan jika keamanan negara terancam. Keamanan rakyat diserahkan kepada polisi. Polisi pun mengisi semua penjagaan keamanan kehidupan masyarakat yang semula diisi tentara. Maka, tentara kehilangan lahan tambahannya sehingga penghasilannya mengecil karena hanya mengandalkan gaji yang tidak seberapa. Hal ini menimbulkan kecemburuan yang mudah menyulut konflik antara polisi dan tentara di sejumlah daerah.
Bisnis keamanan adalah bisnis yang besar untuk menjaga perusahaan, pertokoan, lalu lintas perdagangan, apalagi untuk menjaga kelangsungan bisnis yang ilegal, seperti perjudian, pelacuran, dan perdagangan narkoba. Para petinggi keamanan bisa memainkan peran secara formal dan struktural, baik sebagai komisaris perusahaan maupun penanggung jawab penjagaan keamanan formal dalam perusahaan besar. Akan tetapi, prajurit di tingkat bawah biasanya hanya akan kebagian menjadi penjaga bisnis ilegal di lokasi marjinal. Bisnis keamanan berlangsung diam-diam ini tentu saja menjadi rebutan para pihak dan sekali lagi rawan konflik.
Kebingungan rakyat
Ketika polisi mengalami krisis kewibawaan dan masyarakat merasa tidak memperoleh jaminan keamanan, mereka akan mencari jalan sendiri untuk memenuhi rasa aman. Mereka yang bergerak di bisnis ilegal biasanya akan mencari perlindungan dari para preman, kalau perlu dengandouble coverplus berkolusi dengan para penguasa formal di daerah setempat. Sementara mereka yang bergerak dalam bisnis legal ada yang mencari perlindungan diam-diam dari aparat keamanan lain atau dengan mengikuti ritual keagamaan dan menyandarkan diri kepada tokoh-tokoh spiritual.
Dalam konteks ada tidaknya polisi adalah sama saja, munculnya premanisme tidak bisa dihindarkan lagi dan bahkan masyarakat kemudian terjebak dalam tindakan premanisme. Mereka akan menyelesaikan masalah dengan cara-cara premanisme. Kekuatan otot akan mengalahkan kekuatan akal sehat. Akhirnya, kehidupan masyarakat mengalami anomali.
Suatu saat kebinekaan dan keanekaragaman bangsa akan diprovokasi menjadi pemicu konflik dan bisnis keamanan pun akan dikendalikan oleh premanisme. Akhirnya, bangsa ini akan dikoyak-koyak oleh premanisme, baik oleh mereka yang berbaju hitam maupun berbaju putih.
print.kompas.com 28 Oktober 2013

sumber.www.uin-suka.ac.idhttp://uin-suka.ac.id/index.php/page/kolom/detail/26/penembakan-polisi-dan-masyarakat-anomalik

Minggu, 01 Desember 2013

Minggu, 06 Oktober 2013

Ayo Berqurban

Saudarku , kaum muslimin dan muslimat dimana saja!

Ketika kita lahir kedunia,  tak ada seorangpun diantara kita yang membawa sehelai kainpun, bahkan selembar benangpun tak ada yang melilit pada diri kita, artinya kita lahir tanpa membawa apa-apa,  artinya kita selaku manusia lahir kedunia ini tanpa persiapan apa-apa, hanya kita diberi modal oleh Allah berupa  potensi fisik, akal dan hati. Pontensi inilah yang diberikan oleh Allah kepada kita sehingga kita mempunyai kemampuan  untuk melakukan aktivitas dalam lapangan kehidupan  sehingga ada diantara kita yang diberikan reki oleh Allah swt, melampaui reski orang lain, bahkan  pemberian reski Allah ini tidak terbatas kepada materi saja, termasuk inmaterial sebagaimana  firman ALlah dalam surah Lukman :20

Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

Nikmat yang diberikan oleh Allah swt sesungguhnya sudah tidak terhitung lagi, sebagaimana firman Allah swt, dalam AL-qur’an :

“ Jika kamu mau menghitung nikmat Allah swt yang diberikan kepadamu niscaya kamu tak Akan mampu menghitungnya”

Untuk itu Allah swt menyuruh kita untuk senangtiasa mengsyukuri nikmat yang diberikan kepada kita, karena ketika kita bersyukur kepada Allah maka Allah akan senangtiasa menambahkan nikmatnya kepada kita semua sebagaimana firman-Nya

“ jika kamu bersyukur maka Allah akan senangtiasa menambahkan nikmatnya kepada kita semua”
Cara  kita bersyukur kepada Allah swt, adalah dengan cara shalat dan berkurban ,sebagaimana Firman Allah dalam surah  Al-Kautsar : 1-3

Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus[1606].

Menurut Allah setelah kita diberikan nikmat yang begitu banyak, lakukanlah shalat dan berkurbanlah.  Ibadah shalat adalah suatu bukti kesyukuran kita kepada Allah swt.sekaligus bentuk ketundukan seorang hamba kepada Khaliknya, juga sebagai bekal untuk kita diakhirat kelak inysa Allah, tentu ibadah shalat ini tidaklah memerlukan modal yang terlalu banyak, itupun masih terlalu banyak diantara ummat ini yang tidak melakukannya dan membiarkan waktu-waktu shalat itu berlalu begitu saja tanpa mereka melakukannya. Bukti kesyukuran kita selanjutnya yang cukup memerlukan pegorbanan harta adalah berkorban atau udhuhiyah, yaitu mengalirkan darah atau memotong  hewan pada hari raya idul fitri dan 3 hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah, yang diminta oleh Allah kepada kita untuk dikorbankan tidaklah teralu banyak jika dibandingkan dengan apa yang selama ini diberikan oleh Allah kepada kita semuanya, ya mungkin sekitar 1 – 1,5 juta , dan yang diminta Allah ini sesungguhnya juga adalah harta  Allah yang dititipkan kepada kita semua, jadi sungguh naïf jika ada orang yang sangat kikir kepada orang yang selama ini memberinya.
Coba banyangkan bagaimana pegorbanan Nabi Ibrahim As , dimana Nabi Ibrahim as  telah rela mengorbankan anaknya yang sangat ia sayangi,  betapa  tidak Nabi Ibrahim yang sudah mulai tua, tulang-tulangnya sudah mulai lemah, umur sudah mulai uzur belum juga dikaruniai anak tetapi beliau tidak berputus asa ia selalu memohon kepada Allah agar  ia dikarunia anak yang saleh , seperti doa beliu dalam surah asshaf : 100
Ya Allah anugrhilah kami anak yang saleh
Kemudian Allah swt menganugerahi anak yang saleh, sebagaimana firman Allah dalam surah As-shaaf : 101
Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar[1283].
Bagaimana bukti kesabarannya, ketika Allah swt memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, dalam suatu dialog Allah sampaikan kepada kita, dengan sangat lengkap yaitu ketika Nabi Ibrahim menyampaikan kepada Anaknya :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).Dan kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,  Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].
Kalau Nabi Ibrahim rela mengorbankan anak yang dicintai , maka yang diminta oleh Allah kepada kita bukanlah anak yang kita cintai untuk dikorbankan tetapi hanya sedikit harta yang dititipkan oleh Allah kepada kita, bagi kita yang ada kemampuan kemudian tidak melakukannya , Maka Rasululah menyampaikan kepada kita agar mereka itu tidak usa dating melakukan shalat sebagaimana kata Rasululah dalam hadits:
Barang siapa yang memiliki kemampuan untuk berkorban kemudian tidak berkorban maka tidak usa ia dating ketempat kita shalat!
Begitu pentingnya  berkuban sampai-samapai orang yang  tidak mau melakukan kurban dilarang oleh Nabi untuk dating shalat, artinya sekalipun kita shalat maka shalat kita itu sia-sia, karena berkorban itu salah cara untuk memberikan harta kepada orang yang miskin, sementara orang yang enggang memberikan makan kepada orang miskin disebut sebagai pendusta Agama seperti firman Allah dalam surah Al-maun : 1- 3
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim,  Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
 Saudarku  , mari kita berusaha untuk melakukan kurban, mudah-mudahan harta yang kita kurban akan diganti oleh Allah dengan yang lebih banyak dan lebih berberkah! Amin

Nama-Nama Fakultas

  1. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
  2. Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
  3. Fakultas Syari'ah dan Hukum
  4. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
  5. Fakultas Saint Teknologi
  6. Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
  7. Ilmu Sosial dan Humaniora
  8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
  9. Fakultas Pascasarjana